Literasi digital siswa SMK membuka pintu menuju pertanian modern dan kewirausahaan muda. Dengan menguasai teknologi informasi, siswa tidak hanya bisa bertani lebih efektif, tetapi juga bisa menjual hasil panen secara lebih luas dan profesional.Literasi digital siswa SMK membuka pintu menuju pertanian modern dan kewirausahaan muda. Dengan menguasai teknologi informasi, siswa tidak hanya bisa bertani lebih efektif, tetapi juga bisa menjual hasil panen secara lebih luas dan profesional.

Smk2sigi.sch.id – Di era transformasi digital saat ini, kemampuan menggunakan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), khususnya di jurusan pertanian, perkebunan, dan agribisnis, perlu memahami pentingnya literasi digital untuk mendukung kegiatan belajar, praktik lapangan, dan bahkan membangun usaha sejak dini.

Literasi digital siswa SMK bukan hanya sebatas mampu menggunakan ponsel atau media sosial, tetapi mencakup kemampuan mengakses, memahami, memanfaatkan, dan menciptakan informasi berbasis teknologi secara produktif.

Manfaat Literasi Digital dalam Dunia Pertanian

  1. Akses Informasi Pertanian Modern
    Melalui internet, siswa dapat mengakses berbagai referensi tentang budidaya tanaman, pupuk organik, sistem irigasi, hingga teknik hidroponik. Situs-situs seperti e-Petani, e-Katalog Pupuk, atau kanal YouTube edukatif menjadi sumber belajar tambahan.
  2. Penggunaan Aplikasi Pendukung
    Banyak aplikasi pertanian cerdas yang bisa digunakan untuk pemantauan cuaca, analisis hama, serta perhitungan kebutuhan air dan pupuk. Contohnya: iGrow, Petani, Agromaret, dan SIPINDO.
  3. Dokumentasi Kegiatan Bertani
    Siswa dapat menggunakan gawai untuk mendokumentasikan praktik tanam, panen, atau uji coba tanaman. Hasil dokumentasi ini bisa digunakan sebagai portofolio digital maupun bahan promosi produk pertanian sekolah.

Digitalisasi dalam Penjualan Hasil Pertanian

  1. Memanfaatkan Media Sosial
    Platform seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp Business sangat efektif untuk memasarkan hasil kebun sekolah, seperti sayur hidroponik, bibit tanaman, atau pupuk organik. Penggunaan konten menarik seperti video pendek dan foto berkualitas bisa menarik perhatian pembeli lokal.
  2. Marketplace dan E-Commerce
    Produk hasil praktik siswa dapat dijual melalui Tokopedia, Shopee, atau platform agribisnis seperti TaniHub dan Sayurbox. Ini membuka peluang pasar yang lebih luas dan mendidik siswa untuk paham sistem logistik dan transaksi online.
  3. Membangun Branding Produk Lokal
    Literasi digital juga mencakup kemampuan membuat merek produk, desain kemasan, dan konten promosi. Siswa bisa belajar desain grafis sederhana untuk membuat label kemasan sendiri menggunakan aplikasi seperti Canva.

Literasi digital siswa SMK membuka pintu menuju pertanian modern dan kewirausahaan muda. Dengan menguasai teknologi informasi, siswa tidak hanya bisa bertani lebih efektif, tetapi juga bisa menjual hasil panen secara lebih luas dan profesional. Inilah saatnya menggabungkan pengetahuan agribisnis dan kemampuan digital untuk menciptakan masa depan yang cerah bagi generasi muda petani.