Praktik lapangan bukan hanya bagian dari kurikulum, tetapi jantung dari pembelajaran vokasi di SMK 2 Sigi. Dengan langsung belajar dari alam, siswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi pelaku aktif yang siap menghadapi tantangan pertanian masa kini dan masa depan.Praktik lapangan bukan hanya bagian dari kurikulum, tetapi jantung dari pembelajaran vokasi di SMK 2 Sigi. Dengan langsung belajar dari alam, siswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi pelaku aktif yang siap menghadapi tantangan pertanian masa kini dan masa depan.

Smk2sigi.sch.id – Pendidikan vokasi tidak hanya mengandalkan teori di dalam kelas, tetapi juga mengutamakan pengalaman langsung di lapangan. Di SMK Negeri 2 Sigi, praktik lapangan menjadi bagian penting dalam mencetak siswa yang kompeten di bidang pertanian, perkebunan, dan hidroponik.

Dengan pendekatan belajar dari alam, siswa diajak mengenal langsung siklus tanam, karakteristik tanah, pengendalian hama, hingga panen dan pemasaran hasil. Alam menjadi laboratorium terbuka yang mengajarkan ketekunan, logika kerja, dan keterampilan teknis secara alami.

Mengapa Praktik Lapangan Sangat Penting?

  1. Menerapkan Teori Secara Nyata
    Ilmu yang dipelajari seperti cara pemupukan, teknik irigasi, atau pengolahan tanah akan lebih mudah dipahami ketika langsung dipraktikkan di kebun sekolah atau lahan mitra.
  2. Melatih Kemandirian dan Tanggung Jawab
    Siswa belajar merawat tanaman dari awal hingga panen. Proses ini menumbuhkan disiplin, keuletan, dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.
  3. Meningkatkan Daya Saing di Dunia Kerja
    Dunia industri mencari tenaga kerja yang siap pakai. Dengan praktik langsung, siswa SMK 2 Sigi punya bekal keterampilan nyata yang dibutuhkan di lapangan.
  4. Mengenal Tantangan Pertanian Sesungguhnya
    Siswa mengalami langsung persoalan seperti cuaca, hama, atau kesuburan tanah, sehingga bisa belajar mencari solusi secara kontekstual.

Beberapa bentuk kegiatan praktik lapangan yang rutin dilaksanakan di SMK 2 Sigi antara lain :

  • Budidaya tanaman pangan dan hortikultura : Siswa menanam cabai, tomat, padi, dan jagung dari awal hingga panen.
  • Pengelolaan tanaman perkebunan : Seperti kopi, kakao, atau kelapa, termasuk teknik pemangkasan dan pascapanen.
  • Hidroponik skala sekolah : Menanam sayuran dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique) dan wick system.
  • Pemupukan dan pengendalian hama terpadu : Menggunakan metode ramah lingkungan seperti pestisida nabati.
  • Manajemen usaha tani sekolah : Menghitung modal, hasil panen, hingga pemasarannya.

Kegiatan ini dilakukan di kebun praktik sekolah maupun bekerja sama dengan petani lokal atau mitra industri, sehingga siswa tidak hanya belajar teknik, tetapi juga etika kerja dan komunikasi di dunia usaha.

Praktik lapangan bukan hanya bagian dari kurikulum, tetapi jantung dari pembelajaran vokasi di SMK 2 Sigi. Dengan langsung belajar dari alam, siswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi pelaku aktif yang siap menghadapi tantangan pertanian masa kini dan masa depan.